Beberapa hari yang lalu, kami hendak mencari rak sepatu untuk diletakan di depan pintu masuk di kantor. Kami ingin rak sepatu itu beda dari yang lain, namun dengan harga yang tetap terjangkau. Setelah survei ke beberapa toko mebel, kami tidak mendapatkan barang yang kami cari.
Ada yang cocok modelnya, tapi tidak cocok harganya. Ada yang cocok harganya, namun tidak cocok modelnya. Akhirnya kami memutuskan untuk memesan saja kesebuah toko alumunium. Mengingat barang dapat lebih tahan lama, namun harganya bisa kita sesuaikan dengan budget.
Setelah berbincang tentang model, kamipun bernegosiasi masalah harga. Agak alot…demi harga terbaik. Rasanya sudah cukup panjang berbicara masalah model, kami sudah memiliki ekspektasi sesuai imajinasi yang sudah digambarkan. Kata abangnya, insya Allah besok barang siap.
Kesokan harinya, barang diantar ke tempat kami. Betapa terkejutnya ketika melihat rak sepatu yang sudah kami nanti-nanti itu tiba. Modelnya tidak sesuai ekspektasi. Lebih mirip lemari makan ketimbang rak sepatu.
Sempat viral di kantor….Haha…
Ada persangkaan baik bahwa apa yang kami bayangkan dipahami oleh abang pembuat raknya. Ada husnudzon bahwa apa yang sudah menjadi hal yang umum akan dia buat pada model rak sepatu kami, semisal transparan dan hiasannya tidak terlalu mencolok.
Persangkaan baik yang tidak tertangkap begitu saja, jika kita tidak menerangkan dan memastikannya secara detil.
Dalam membangun Sistem Pengendalian Internal, pantas saja informasi dan komunikasi menjadi hal penting yang perlu dipastikan dan senantiasa dijaga kelancarannya. Jika tidak bisa menjadi misspersepsi, sehingga tujuan semula tidak dapat tercapai secara optimal.
Setiap kami melihat rak sepatu itu, kami selalu ingat akan hikmahnya. Bayangkan, jika dalam suatu organisasi, apatah lagi organisasi Pendidikan, ada misspersepsi antara pimpinan sebagai pemegang kebijakan strategis dengan pegawai sebagai pelaksana teknis. Hasilnya tentu tidak akan sesuai ekspektasi.
Jadi, berbicara secara jelas dan detil kepada tenaga teknis, adalah sebuah keharusan. Tidak cukup sekedar husnudzon bahwa mereka telah paham. Mesti dipastikan kepahamannya, pastikan bahwa persepsinya sama dengan kita. Hal ini bisa dianggap sebuah mitigasi terhadap resiko terjadinya kesalahan produk/pencapaian tujuan akhir..
Alam takambang menjadi guru…
Kamis, 07 September 2023