Kategori: Berita

Negeri Jiran Malaysia Kunjungi Adzkia

Padang-Lembaga Pendidikan Negeri Jiran, Ikram Musleh Malaysia mengunjungi Yayasan Adzkia Sumbar. Kehadiran rombongan dipimpin Abd Rahaim MD Isa ini dalam rangka studi banding ke yayasan yang menaungi pendidikan mulai tingkat PAUD sampai STKIP itu. Rombongan ini disambut Ketua Yayasan Adzkia Sumbar, Muhardanus Datuk Sampono Kayo. Terlihat, Muhardanus menggalungkan karangan bunga kepada pimpinan rombongan Abd Rahaim MD Isa, hal ini simbol menyambut baik kedatangan rombongan lawatan.

Dalam kunjungan ini, rombongan disambut bunyi talempong, rombongan berjalan menuju depan Masjid Ar Rahman Adzkia. Selanjutnya, melewati Gedung Penjaminan Mutu Adzkia, Adzkia Bird Park (di kawasan ini, rombongan berhenti sejenak untuk mengambil gambar). Selepas itu, barulah bertolak ke menuju SMPIT Adzkia. Setelah disambut dengan penampilan kesenian randai di SMPIT Adzkia, tim ini juga memberikan beberapa pantun ucapan selamat datang. Setelah seremonial penyambutan, rombongan memasuki ruangan utama penerimaan rombongan studi banding, di Ruang Pertemuan Gedung Kaca Lantai 4. Sesaat sebelum diskusi dimulai, rombongan dipersilakan menikmati hidangan sarapan khas Minang, nasi katan jo (dengan) kolak ubi kayu.

Diskusi melibatkan tuan rumah, Yayasan Adzkia Sumbar dengan tamu studi banding rombongan Ikram Musleh Malaysia yang dipimpin oleh Humas Adzkia, Ronika Putra MPd. Mengawali acara, disampaikan presentasi dari Ketua Yayasan Adzkia yang memaparkan latar belakang berdirinya Adzkia, pengelola, serta program-program Adzkia. Kemudian, dilanjutkan Presentasi dari Ikram Musleh Malaysia. Kepala Sekolah SMPIT Adzkia Romizon SPdI mempresentasikan kegiatan kokurikuler yang diselenggarakan bersifat olahraga, seperti bola basket, sepakbola, memanah.

Ketua rombongan mengaku mengagumi filosofi-filosofi Minang yang menjiwai setiap kegiatan di Adzkia. Filosofi ini diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam yang menjadi ruh dari setiap aktivitas di Adzkia. Mereka juga banyak tertarik untuk mengetahui, bagaimana trik Adzkia dalam membangun budaya mutu dan bisa menjadi sekolah berprestasi. Setelah bertukar cenderamata, rombongan menuju ke lokasi SMPIT Adzkia untuk melihat langsung proses kegiatan kokurikuler yang tetap mengedepankan karakter Minang dan Islam secara berkesinambungan. Di akhir sesi pimpinan rombongan Ikram Musleh Amlaysia menuliskan testimoninya untuk Adzkia yaitu, ” Adzkia luar biasa, terus maju, cemerlang, gemilang dan terbilang,” ucap Abd Rahaim MD Isa

Habibie, Sebuah Legenda

Siapa yang tak mengenal Habibie, tokoh fenomenal Indonesia ini , sampai sekarang belum ada yang menandingi kepiawaiannya.  Habibie tak sekedar cerdas dalam bidang Teknologi Kedirgantaraan, Ia juga seorang Cendekiawan Muslim yang handal, dan Ekonom yang mumpuni.  Sayangnya, pemikirannya dibidang ekonomi, belum terpublikasi secara luas.

Habibie adalah tokoh yang sangat kita banggakan.  Pemikiran-pemikiran Habibie kembali dikenang orang, terlebih setelah kepergian beliau untuk selamanya pada 11 September 2019.  Presiden Republik Indonesia ke tiga ini, mempunyai masa jabatan terpendek sebagai presiden, dibandingkan dengan presiden-presiden lain di Indonesia.  Habibie memang tak pernah menginginkan jabatan itu.  Ia diminta menggantikan Soeharto, ketika Soeharto mundur karena desakan Gerakan Reformasi, pada 21 Mei 1998.

Habibie telah mengangkat nama Gorontalo, sebagai daerah tempat asal keluarganya,.  Masyarakat Gorontalo menjadikannya sebagai tokoh Inspiratif.  Mereka bahkan menginginkan anak-anaknya cerdas seperti Habibie.  Bonggulo adalah sebutan yang melekat pada Habibie yang berarti dahi atau jidat yang lebar. Simbol kecerdasan. Habibie juga dikenal dengan sebutan Minggulo, artinya bola matanya besar, lincah dan memiliki sorot mata yang tajam.

Salah satu menu khas Gorontalo kesukaan Habibie adalah Sagela, sambal dari ikan kering.  Ia bahkan pernah membawanya ke Jerman.  Kecintaannya pada Gorontalo, memberi contoh kepada kita, bahwa sejauh apapun kita melanglang buana, tapi kampung halaman tak pernah terlupakan. Konon, Rudy (nama kecil Habibie) pernah menjalani prosesi khitanannya di kediaman kakeknya di Gorontalo.

Bacharuddin Jusuf Habibie, nama lengkap Habibie, adalah nama pemberian Ayahnya Alwi Habibie.  Pada Zaman Belanda, Alwi Habibie merantau untuk menempuh Pendidikan di Institut Pertanian Bogor.  Setelah lulus dari IPB, Alwi ditugaskan di Pare-Pare dan menikah dengan Tuti Marini Puspowardjojo.  Keturunan ningrat asal Yogyakarta.  Di Kota inilah Habibie dilahirkan. Kelak, Habibie dan juga Putra-putranya, Ilham dan Thareq , menikah dengan menggunakan adat Gorontalo.

 Sedari kecil, Habibie adalah sosok yang kritis, banyak bertanya, banyak orang menyebutnya cerewet, serba ingin tahu. Termasuk sewaktu kecil ia bertanya mengapa balon yang ditiupnya tidak bisa bulat, seperti layaknya balon yang biasa ditiupnya, padahal itu bukan balon, tapi kondom yang ditemukan ia dan kawan-kawannya disekitar pelabuhan.  Ia baru faham hal itu, saat telah berkuliah di Jerman.  Dan baru faham juga mengapa ibunya menyuruhnya berkumur-kumur dengan air yang agak panas dalam jumlah yang banyak sekali.  

Masa kecil Habibie dilalui Bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare.  Ia suka menunggang Kuda dan berenang.  Habibie berpesan kepada anak-anak Indonesia untuk tidak terlalu sering bermain internet. Imbangi dengan permainan di luar rumah, katanya.  Ia juga mengingatkan akan pentingnya asupan makanan bergizi, karena makanan bergizi inilah yang menurut Habibie mendukung kecerdasan berfikirnya.

Panggilan Habibie kecil adalah Rudy.  Rudy  sudah pandai membaca Al Qur’an pada usia 3 tahun.  Hal ini karena ayahnya kerap membacakan Al Qur’an untuknya.  Meski telah pandai mengaji, ayahnya tetap mendatangkan guru ngaji ke rumah mereka.  Ia memanggil guru ngajinya dengan sebutan Kapten Arab. Karena senang melihat kepandaian Rudy, guru ngajinya ini sangat sayang, dan memanggilnya Habibie.  Awalnya Habibie tidak begitu faham makna kata itu, sampai suatu ketika di sebuah Bandara di Turky, ada yang memanggil-manggil Habibie, baru ia tahu bahwa Habibie itu bermakna “kekasihku”.

Beberapa kebiasaan baik Habibie lainnya yang patut dicontoh adalah bangun super pagi, menghabiskan 7,5 jam dalam sehari untuk membaca dan menulis.  Untuk kegemaran membaca ini, Habibie memiliki perpustakaan pribadi di daerah Patra, dengan judul buku tak kurang dari 5000. Habibie juga tidak pernah meninggalkan ibadah.  Satu lagi kebiasaan Habibie yang menyebabkannya jadi orang hebat adalah, ia tak pernah tidur lebih dari empat jam sehari. Sisa hidupnya digunakan untuk hal-hal yang produktif.   “Dari lahir, saya Cuma butuh tidur 4 jam, dua puluh jam sisanya, saya menyerap lingkungan dan bertanya-tanya”, katanya.  Sumber lain mengatakan 20 jam sisanya untuk belajar, beribadah, dan berolah raga.  Luar biasa.

Kecerdasan Habibie, memang diatas rata-rata.  IQ nya melebihi IQ Einstein yang hanya 160, sedangkan Habibie, menurut sebuah sumber adalah 200.  Menurutnya, tidak hanya IQ yang menentukan kesuksesan belajarnya, namun ada beberapa hal yang menjadi sikap belajarnya.  Pertama, ia selalu berusaha konsentrasi ketika belajar. Kedua, tak sungkan banyak bertanya untuk sesuatu yang membutuhkan penjelasan.  Ketiga, banyak membaca. Keempat, minum banyak air dan makan seperlunya.  Kelima, rajin mengaji dan beribadah.

Pada usia 13 tahun, Habibie ditinggal wafat oleh ayahnya.  Ayahnya wafat, saat menjadi imam sholat Isya.  Sejak saat itu, ibunya bersumpah akan menjadikan anak-anaknya sebagai orang yang berguna bagi negara, bangsa, dan agama.  Habibie yang sosok pembelajar itupun merantau ke Jawa untuk belajar Teknik Mesin di Universitas Indonesia Bandung pada tahun 1954.  Kelak Universitas ini bernama Institut Tekhnologi Bandung.

Kecerdasan Habibie sebenarnya dapat membuat Ia dengan mudah menerima beasiswa, namun ibunya tidak setuju.  Habibie menyelesaikan S1, S2, dan S3 nya secara mandiri.  Gelar Doktor dibidang Tekhnik, diraihnya dari Universitas Aachen, Jerman, pada usia 28 tahun, dengan predikat summa cumlaude.  Habibie banyak meraih prestasi di bidang kedirgantaraan.  Di luar negeri, Habibie mendapatkan  Penghargaan Edward Warner Award dan Award von Karman karena keberhasilannya menemukan factor Habibie.  Penghargaan tersebut setingkat penghargaan Nobel.  Di Indonesia, Habibie mendapatkan penghargaan tertinggi yaitu Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana dari ITB.

Penemuan Habibie sangat gemilang.  Ia menemukan teori Keretakan Pesawat karena factor kelelahan rangka pesawat.  Oleh karena penemuan penting ini Habibie dijuluki Mr. Crack oleh dunia Aviasi Internasional.  Kegemilangan ini, diabadikan dalam sebuah Buku Berjudul Mr. Crack dari Pare-pare.  Beliau dikenal sebagai Bapak Tekhnologi Indonesia.  Habibie diminta oleh Presiden Soeharto untuk pulang ke Indonesia.  Pria Kelahiran Pare-pare 25 Juni 1936 ini diangkat sebagai Menteri Riset dan Tekhnologi pertama di Indonesia.  Puncaknya, Habibie diangkat sebagai Presiden RI ke 3, menggantikan Soeharto yang dipaksa turun oleh Gerakan Reformasi.

Habibie tidak hanya menginspirasi kita dalam hal ilmu pengetahuan dan tekhnologi.  Ada sisi menarik dari kehidupan Habibie, yaitu romantisme dan kesetiaannya pada Ainun.  Istri yang sangat dicintainya.  Romantisme kisah Cinta mereka diabadikan dalam sebuah Film Romantis “Habibie dan Ainun”.  Meskipun Ibu Ainun telah wafat Sembilan tahun yang lalu, namun Habibie telah menyediakan liang lahat untuk dirinya disamping Ainun.  Pada tanggal 11 September 2019, Habibie memenuhi janjinya menemani Ainun di peristirahatan terakhirnya di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. 

Selamat jalan Habibie, semoga pelajaran berharga dari perjalanan hidupmu dapat menjadi inspirasi bagi anak bangsa, sehingga kelak lahir Habibie-Habibie baru di Indonesia yang juga dapat  mengharumkan nama Indonesia.

 

-Dian Martiani, praktisi Pendidikan-

Dari berbagai Sumber.

Tanamkan Pendidikan Religius Sejak Dini

Barlius Apresiasi Manasik Haji Gabungan Adzkia

 

Taratak Paneh, Padek. Rentannya kalangan pelajar terbawa arus negatif dalam pergaulan, melahirkan kepri- hatinan banyak pihak, tak terkecuali Kepala Dinas  Pendidikan Padang, Barlius.

 

Penanaman nilai keagamaan sejak dini diyakininya bisa menjadi jalan keluar dari persoalan ini. Barlius seusai melepas manasik haji gabungan sekolah-sekolah di bawah naungan Adzkia Sumbar di Kompleks Adzkia Sumatera Barat Taratak- paneh Kuranji, Padang, Sabtu (31/8) menyebutkan bahwa penanaman nilai religius ini sudah menjadi keharusan sekarang di semua jenjang pendidikan.

“Sadar atau  tidak, sekarang ini pelajar kita rentan terpengaruh perilaku negatif. Mulai merokok, narkoba, ,pergaulan bebas dan  lainnya. Ke semua itu bila tak segera  dimini- malisir, bisa berdampak buruk terhadap jalan kehidupan mereka ke depan, ucap Barlius.Termasuk, perilaku-perilaku yang bisa menggoyahkan akidah keagamaan pelajar. Misalnya saja,ada anggapan bahwa sebaiknya tak perlu berkurban. Namun, lebih baik menggunakannya untuk pemberian beasiswa.

“Bahkan, juga berkembang argumentasi, untuk apa  repot-repot membayar sekaligus menunggu antrean haji mencapai belasan hingga puluhan tahun. Kan, bisa saja dibikin miniatur Kakbah di negara masing- masing. Ini semua kan bisa mengancam akidah pelajar dan mesti pula dapat perhatianbersama,”ucapBarlius.

Barlius juga mengapresiasi kegiatan  manasik haji yang dilakukan Yayasan Adzkia Sumbar. Dia melihat, jarang sekolah di setiap jenjang pen- didikan yang melaksanakan manasik haji gabungan seperti ini. Kalau pun ada, itupuncuma sampai jenjangTK.

Sementara itu, Ketua Yayasan Adzkia Sumbar Muhardanus menyebutkan bahwa kegiatan manasik haji gabungan rutin  dilaksanakan setiap  tahunnya,  tepatnya sekitar bulan ibadah haji berlangsung.

“Kita ingin  menanamkan ke dalam diri siswa kita guna termotivasi melaksanakan ibadah haji nantinya. Manasik haji ini, tambah Muhardanus,diikutiTK, sekolah Dasar, SMP di lingkungan Yayasan Adzkia Sumbar. Jumlah pesertanya tahun ini  berjumlah 642 orang. (rdo

STKIP Adzkia Wakili Sumbar ke Tingkat Nasional

JUARA PARADE CINTA TANAH AIR

STKIP Adzkia Wakili Sumbar ke Tingkat Nasional

 Padang, Singgalang

STKIP Adzkia Sumatera Barat menorehkan prestasi gemilang. Mengusung tema inovasi rendang bengkoang, wakil STKIP Adzkia Sumbar meraih juara 1 dalam lomba Parade Cinta Tanah Air tingkat Sumbar yang dilaksanakan Kementrian Pertahanan.

Lomba Parade Cinta Tanah Air dilaksanakan pada Sabtu (22/6) bertempat di Aula Baltekkomdik Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar. Kegiatan ini diikuti oleh PTN dan PTS se-Sumatera Barat. STKIP Adzkia menjadi pemuncak setelah berhasil melakukan inovasi pada produk rendang bengkoang yang menjadi makanan khas Kota Padang.

Utusan STKIP Adzkia, Saskia Villani mengaku sangat bangga menjadi pemuncak di ajang LPCTA. Ia tak menyangka, inovasi yang dilakukan pada produk rendang bengkoang berhasil mengalahkan wakil dari kampus lain di Sumbar. “Bangga sekali dan tak menyangka bisa jadi pemuncak,” ujar Saskia.

Ide mengangkatkan rendang bengkoang menurut Saskia diilhami kenyataan bahwa bengkoang yang menjadi khas Kota Padang kini makin ditinggalkan. Saskia ingin mengangkatkan kembali pamor buah bengkoang. Idenya adalah membuat rendang bengkoang. Dengan inovasi ini, Saksia berharap rendang bengkoang nantinya bisa menjadi makanan khas Kota Padang yang dijadikan souvenir bagi pengunjung di kota ini.

Dosen STKIP Adzkia, Roza Dahlia sebagai dosen pembimbing menjelaskan  penciptaan produk rendang bengkoang merupakan sarana pengembangan bakat dan kreativitas mahasiswa, di mana di era milenial ini mahasiswa dituntut untuk memiliki soft skill dan kreativitas yang tinggi sesuai dengan tema lomba  mengimplementasikan cinta tanah air melalui karya inovasi bidang UMKM. “Diharapkan generasi muda khususnya mahasiswa akan memiliki karakter yang kreatif dan inovatif serta memupuk rasa cinta terhadap tanah air.saat ini generasi muda harus inovatif dan kreatif dalam menggali potensi local,” ujar Roza.

Kemenangan kali ini menjadikan STKIP Adzkia berhak mewakili Sumatera Barat untuk ajang tingkat nasional. Kesempatan kali ini menurut Roza merupakan kesempatan yang kedua kalinya bagi STKIP Adzkia mewakili Sumatera Barat dalam parade Cinta Tanah Air Tingkat Pusat yang akan diselenggarakan di bulan September yang akan datang di Denpasar Bali.

Untuk mengikuti ajang tingkat nasional di Bali, Roza mengungkapkan masih punya PR bagaimana mengemas dan membuat produk rendang bengkoang menjadi tahan lama. “Sesuai dengan arahan dewan juri, kita akan terus memperbaiki produk rendang bengkoang ini,” tambah Roza.

Sementara itu, Kolonel Khoirul Mustofa sebagai Pejabat Kementrian Pertahanan Wilayah Sumatera Barat menyampaikan rasa bangga dan apresiasi kegiatan ini berjalan lancar dan sekaligus mengucapkan selamat kepada para pemenang. “Kelak kegiatan ini akan terus berkembang  untuk membangkitkan rasa cinta tanah air dan kesadaran bela negara  dengan berbagai kegiatan,” ujar Kolonel Mustofa. 007

Kumpulkan Rp15 Juta dari Pakaian Bekas

Selalu ada jalan untuk memberi nilai pada barang yang tak lagi dipakai. Berbekal pakaian bekas yang dikumpulkan dari siswa, guru, karyawan, dan orang tua, siswa-siswi Adzkia berhasil meraup Rp15 juta yang didonasikan kepada yang membutuhkan. Pengumpulan donasi lewat penjualan pakaian bekas layak pakai ini merupakan agenda tahunan Adzkia. Bertempat di GOR Adzkia Taratak Paneh Kuranji, Selasa (30 April) bazar pakaian bekas layak pakai diikuti oleh siswa dan warga di sekitar Komplek Perguruan Adzkia. Kegiatan dimulai dengan penggalanan donasi pakaian bekas layak pakai dari siswa, guru, dan orang tua. Pakaian tersebut dilelang dengan harga murah kepada mereka yang membutuhkan. Dari aksi penjualan pakaian bekas yang dilakukan oleh siswa-siswi Adzkia sendiri, terkumpul dana Rp15 juta lebih. Dana yang terkumpul ini akan didonasikan kepada yang membutuhkan dalam bentuk bantuan sembako dan kebutuhan lainnya menyambut bulan suci Ramadan. Kegiatan bazaar pakaian bekas layak pakai ini dibuka secara resmi oleh Walikota Padang melalui camat setempat. Ketua Yayasan Adzkia, Muhardanus dalam sambutannya berharap kegiatan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi siswa dan warga di sekitar Adzkia. "Bagi siswa, kegiatan ini merupakan media pembelajaran sekaligus kepedulian terhadap sesama. Bagi warga, lewat kegiatan ini bisa terbantu untuk memenuhi kebutuhannya," ujar Muhardanus.

Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mulai dari pengumpulan pakaian bekas layak pakai hingga terlibat langsung dalam penjualan. Anak-anak ini dengan sabar melayani setiap pembeli. Warga yang ikut membeli pakaian bekas layak pakai juga antusias. Mereka berbondong-bondong mendatangi lokasi kegiatan. Tak canggung membeli bermacam barang yang dijual, mulai dari baju, celana, kerudung, sepatu, sandal, dan lainnya. Barang-barang itu dijual dengan harga murah mulai dari Rp5 ribu sampai Rp25 ribu. Bahkan, di penghujung penjualan yang cuma berlangsung beberapa jam, harga dibanting menjadi Rp1 ribu setiap item barang. Antusiasnya warga yang berbelanja dibuktikan dengan tingginya angka penjualan. Bazar barang bekas layak pakai ini berhasil mengumpulkan dana Rp15 juta lebih. Koordinator Humas Yayasan Adzkia sebagai panitia pelaksana, Ronika Putra menyebutkan dana yang terkumpul dari kegiatan bazar barang bekas layak pakai ini sesuai dengan target. "Dana yang terkumpul nantinya akan didonasikan kepada yang membutuhkan," ujar Ronika.

Dua Guru Adzkia Terbaik di Hardiknas

Padang - Hardiknas atau Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei kemarin memberi berkah bagi keluarga besar Adzkia. Dua pendidik dari Adzkia menjadi yang terbaik pada puncak peringatan Hardiknas. Keduanya adalah Iswi Apsari yang menjadi kepala sekolah terbaik tingkat Kota Padang dan Rini Mega Sari yang menjadi guru terbaik tingkat Kota Payakumbuh.

Ketua Yayasan Adzkia Sumatera Barat, Muhardanus, Minggu (5/5) menyambut antusias prestasi yang diraih dua guru Adzkia ini. Prestasi mengulangi prestasi yang diraih Adzkia tahun kemarin. Muhardanus berharap, penghargaan pendidik terbaik dari pemerintah ini bisa menjadi cambuk dan motivasi bagi guru yang lain. “Prestasi guru ini sangat berarti bagi siswa dan pendidikan secara umum. Guru adalah kunci suksesnya proses pendidikan di sekolah,” ujar Muhardanus. Adzkia sendiri senantiasa mendorong peningkatan mutu pendidikan, terutama dengan peningkatan kualitas guru. Bagi guru-guru yang berprestasi, Adzkia senantiasa memberikan bermacam apresiasi.

Sementara itu, Koordinator Humas Yayasan Adzkia, Ronika Putra menambahkan, prestasi yang diraih guru Adzkia di Hari Pendidikan menjadi berkah bagi seluruh keluarga besar Adzkia. “Apalagi sekarang momentumnya bulan suci Ramadan,” ujar Ronika. Untuk bulan suci sendiri, Yayasan Adzkia memiliki berbagai macam program kegiatan, terutama yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Yang terdekat adalah pemberian bantuan sembako kepada warga kurang mampu. Pemberian sembako ini merupakan kegiatan lanjutan dari bazar pakaian bekas layak pakai yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Dari kegiatan bazar terkumpul dana Rp15 juta lebih yang akan didonasikan untuk bantuan sembako bagi warga yang membutuhkan.

Di sisi lain, Ronika mengajak masyarakat, orang tua dan calon peserta didik untuk melanjutkan pendidikannya di Adzkia. Mulai dari TKIT, SDIT, SMPIT, SMKIT, hingga STKIP Adzkia. Bagi masyarakat di Kota Bukittinggi bisa melanjutkan pendidikan di SDIT Adzkia yang baru saja membuka cabangnya di kota tersebut.

Galeri Kegiatan

MILAD ADZKIA 31

30 Maret 2019

Haflatul Quran

02 Februari 2019

Manasik Haji Gabungan

08 September 2018

Qurban 1439 H

24 Agustus 2018