Profil Adzkia Sumbar


Yayasan Adzkia Sumatera Barat merupakan lembaga pendidikan islam yang berkantor pusat di Jalan Taratak Paneh No. 7, Kuranji-Padang. Adzkia berdiri pada tahun 1988. Berdirinya Adzkia berawal dari bimbingan belajar Adzkia tahun 1987 yang berpusat di Lolong Padang dan didirikan oleh Prof. Dr. Irwan Prayitno, Dr. Syukri Arief, M. Eng, Mahyeldi Ansharullah, SP dan kawan-kawan.

      Pada tahun 1993 Adzkia mendirikan sebuah Taman Kanak-kanak di daerah Purus. Kemudian lahirlah SD Adzkia yang pertama tahun 1996 terletak di Jalan Taratak Paneh, Kuranji-Padang. Setelah lulusan pertama SD Adzkia tahun 2001, maka pada tahun 2002 didirikanlah SMP IT Adzkia yang juga beralamat di Taratak Paneh. Disamping itu, sejak tahun 1994 Yayasan Adzkia Sumatera Barat juga telah mengelola Perguruan Tinggi yaitu Akademi Pendidikan Islam Adzkia (AKIA) dengan dua program studi yaitu D.II PGTK dan D.II PGSD. Pada tahun 2003 Akademi Pendidikan Islam Adzkia berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiayah Adzkia (STIT Adzkia). Pada tahun 2009 Yayasan Adzkia Sumatera Barat mengelola Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan dua program studi yaitu; Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG PAUD), dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Perkembangan Lembaga Pendidikan Yayasan Adzkia untuk saat sekarang ini terus berkembang dan meningkat.

 

VISI Adzkia

Lembaga Pendidikan Islam Terpadu dan Sosial Rujukan di Indonesia tahun 2025

 
MISI Adzkia
  1. Menjadikan Adzkia sebagai pusat aktifitas Islam yang strategis, sebagai sarana efektif untuk penyebaran fikrah dan nilai-nilai Islam.
  2. Menjadikan Adzkia sebagai wadah penghimpun SDM dalam rangka berkhidmat untuk kejayaan ummat bangsa dan negara.
  3. Bersama ummat menjalankan, memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai ajaran Islam.
 

      Jumlah guru dan pegawai Yayasan Adzkia Sumatera Barat sudah mencapai ± 400 orang. SDM yang ada di Yayasan Adzkia Sumatera Barat selalu memberikan kontribusi yang baik untuk  semua stake holder yang ada, baik internal, maupun eksternal. Selama ini kegiatan-kegiatan untuk pembinaan sudah banyak dilakukan seperti Dauroh, tasyqif, serta pembinaan-pembinaan lainnya. Begitu juga bentuk pelayanan berupa sarana Penyaluran Minat Bakat Guru, pemberian Tunpres dan reward-reward lainnya.

      Kurikulum yang digunakan di Adzkia sebagian besar memakai KTSP yang dipadukan dengan kurikulum khusus Adzkia dan dilengkapi dengan materi life skill dengan berlandaskan kurikulum berbasis kompetensi yang dapat merangsang enam kecerdasan (Multiple Intel Egences) dan semua pelaksanaan kurikulum tersebut diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam. Lulusan Adzkia telah dibina dan dididik menjadi seseorang yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia yang kreatif, terampil dan inovatif dan mampu berprestasi dibidang akademik maupun non akademik. Serta memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk bersaing dengan sekolah lain dan dunia kerja

 

"Berprestasi Dalam Ridho ALLAH"

Duka Duta Pancasila bernama Paskibraka

-Dian Martiani, anggota Purna Paskibraka Indonesia(PPI) Kab. Lebak Provinsi Banten 1992, tinggal di Sumatera Barat-

Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79 tanggal 17 Agustus 2024, sempat terjadi kegaduhan publik akibat kebijakan yang diterapkan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terhadap anggota Paskibraka 2024. Kebijakan tersebut  merujuk pada aturan yang tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPIP Nomor 35 Tahun 2024 tentang standar pakaian, atribut, dan sikap, tampang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Penerapan aturan ini mengakibatkan 18 anggota Paskibraka 2024 harus melepaskan jilbabnya.

Yudian Wahyudi, Kepala BPIP  berkilah bahwa pihaknya tidak melakukan pemaksaan terhadap anggota Paskibraka 2024 tersebut untuk melepaskan alat penutup aurat mereka, namun mereka sendiri yang secara sukarela menandatangani pernyataan diatas materai 10.000 bahwa mereka akan mengikuti aturan tentang standar pakaian, atribut, sikap, dan tampang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (detiknews 14/8/1024).

Jika demikian, berarti aturan tersebut yang dipertanyakan, seharusnya sebuah aturan tidak boleh bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi apalagi dengan Falsafah Dasar Bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Menurut saya aturan yang telah dibuat BPIP ini menjadi cacat hukum, karena jelas-jelas bertentangan dengan nilai yang terkandung dalam Sila I, Ketuhanan yang Maha Esa, dimana anggota Paskibraka yang mengenakan jilbab adalah dalam rangka menjalankan ketaatan mereka pada aturan Tuhan yang Maha Esa.

Semula saya heran, mengapa bukan Kementrian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) yang bertanggung jawab dalam insiden ini? Karena ketika saya menjalankan tugas sebagai Paskibraka Kabupaten Lebak Provinsi Banten (Saat itu masih Jawa Barat) pada tahun 1992, kementrian yang mengayomi kegiatan Paskibraka secara nasional adalah Kemenpora.

Setelah saya melakukan penelusuran informasi, ternyata sejak tahun 2022 lalu, Paskibraka tidak lagi berada di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), melainkan sudah berada di bawah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 51 Tahun 2022 tentang Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Perpres ini ditandatangani Presiden Jokowi pada 5 April 2022. BPIP pada tahun ini diberikan anggaran tak kurang dari 343 Milyar rupiah (bpip.go.id).

Program Paskibraka di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota berada di bawah koordinasi BPIP melalui kementerian yang menangani urusan pemerintahan dalam negeri. Kendati demikian, panitia Pelaksana dipimpin oleh Sekda dan anggotanya meliputi TNI/POLRI, Kesbangpol/Organisasi Perangkat Daerah (OPD). BPIP baru lahir tahun 2022, sementara kebebasan menggunakan jilbab bagi Paskibraka sudah dibolehkan sejak tahun 2002. Hal ini disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Pusat, Irwan Indra dalam laman Republika(14/8/2024).

Meskipun BPIP sudah menyatakan permintaan maafnya, namun pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia (PPI) melalui Ketua Umumnya Gousta Feriza, merasa kecewa dan tetap meminta meminta BPIP selaku pengelola dan penanggung jawab program Paskibraka memberikan klarifikasi.

"Tentunya BPIP selaku Pengelola dan Penanggung Jawab Program Paskibraka bersedia mengevaluasi semua kebijakan dan keputusan-keputusannya yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila," kata Gousta dalam konferensi pers di Kantor PPI, Jakarta, Rabu 14 Agustus 2024 lalu. Menurut Gousta, kejadian ini sudah menimbulkan gejolak di berbagai daerah. Oleh karenanya, PPI Pusat memberikan sikap menolak tegas kebijakan yang melarang Paskibraka putri mengenakan jilbab. Dia juga berharap, BPIP mengklarifikasi soal ini agar tidak menimbulkan kegaduhan publik (Kompas 14/8/2024).

Naluri saya sebagai seorang PPI dan tentunya teman-teman sejawat lainnya menyebabkan kami tidak bisa tinggal diam. Sikap BPIP yang telah mencoreng nilai-nilai Pancasila terutama kaitannya dengan toleransi beragama ini harus segera dihentikan. Penolakan sudah terlihat secara meluas di masyarakat terutama di media sosial. Ternyata kekuatan politik ekstra parlemen ini cukup ampuh membuat BPIP bergeming. Melalui Ketuanya, BPIP telah meminta maaf dan kembali memperbolehkan bagi anggota Paskibraka 2024 yang menggunakan jilbab untuk mengenakannya saat bertugas.  Mari kita kawal Bersama komitmen ini.

Adalah miris, ketika anggota Paskibraka yang notabene kelak akan dijadikan Duta Pancasila, harus mengalami Diskriminasi yang bertentangan dengan nilai Pancasila itu sendiri dan justru dilakukan oleh Lembaga negara yang bernama BPIP yang tugasnya adalah membumikan nilai-nilai Pancasila, dan telah mendapat mandat anggaran yang fantastis dari negara.

Kegaduhan ini terasa sampai ke Sumatera Barat, daerah asal Maulia Permata Putri, anggota Paskibraka 2024 yang bertugas membawa baki bendera pusaka. Masyarakat yang memegang teguh prinsip Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah (ABSSBK) ini juga cukup keras bereaksi. Tak kurang dari Ketua MUI, Para ulama, dan Tokoh-tokoh wanitanya turut bersuara lantang.  Bahkan sebagiannya menyuruh pulang atau hendak menjemput anak kemenakan mereka, jika larangan penggunaan jilbab ini tetap diberlakukan.

Di negara yang mayoritasnya Muslim saja, masih ada oknum yang berani mengeluarkan aturan yang melukai umat dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Maka kita khawatir ada perlakuan yang lebih berbahaya bagi saudara-saudara kita yang minoritas. Mari kita kawal bersama implementasi nilai-nilai dasar negara kita ini agar tidak satu orangpun yang dapat merusak implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semua kita, tak terkecuali, harus terus berjaga.

Padang, 16 Agustus 2024.

Sekolah Gelar Pawai HUT RI dengan Tema Daur Ulang

Sekolah SDIT Adzkia 2 Padang kembali menggelar Pawai peringatan HUT RI dengan tema yang unik dan menarik. Tahun ini, tema yang diangkat adalah Daur Ulang, sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Siswa-siswi dari berbagai kelas berpartisipasi dengan penuh semangat. Mereka menghias kostum dan kendaraan pawai menggunakan bahan-bahan daur ulang, seperti botol plastik, kardus bekas, dan kertas yang tidak terpakai. Selain sebagai wujud kreativitas, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengajarkan anak-anak pentingnya memanfaatkan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan.

Pawai ini menarik perhatian masyarakat sekitar, yang terkesan dengan ide-ide kreatif dari para siswa. Selain itu, acara ini juga disertai dengan lomba daur ulang, di mana siswa bersaing untuk membuat karya seni terbaik dari barang bekas.

Dengan acara seperti ini, sekolah berharap dapat menginspirasi siswa dan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan serta berkontribusi dalam mengurangi sampah.

Humas SDIT Adzkia 2 Padang.

Rayakan Kemerdekaan RI ke 79

Rayakan Kemerdekaan RI ke 79
SDIT Adzkia Gelar Upacara dan Pawai Carnaval

SDIT Adzkia Padang turut ambil bagian dalam rangka menyemerakkan hari kemerdekaan RI yang ke 79, sekolah melalui panitia yang sudah dibentuk menggelar serangkaian acara upacara bendera dan karnaval. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh siswa, guru, dan staff sekolah dengan penuh semangat kebangsaan.

Upacara dimulai pada pagi hari dengan suasana khidmat. Bertempat di lapangan utama sekolah, para siswa mengenakan seragam yang berbeda setiap level kelasnnya masing-masing, sementara petugas upacara yang terdiri dari siswa-siswi terpilih, melaksanakan tugas dengan lancar dan tertib. Pengibaran bendera dilakukan dengan penuh hikmat, diiringi oleh instrument lagu Indonesia raya persembahan tim ekskul marching band.

Bertindak sebagai inspektur upacara Direktur PPSDM dan Sosial Yayasan Adzkia Sumatera Barat, Ustadz H. Akmal Syafar, LC, M.A, dalam amanatnya inspektur upacara menyampaikan tiga pesan penting, pertama bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak milik semua bangsa di dunia, maka seluruh bentuk penjajahan harus kita tentang, Ketika kita sudah Merdeka lalu ada negara lain yang tertindas seperti yang terjadi dengan Palestina saat ini maka kita harus tentang. Karena penjajahan sejatinya telah melanggar hak asasi manusia untuk hidup bebas, Ujarnya

Adapun pesan kedua ujar Ustadz Akmal, “kemerdekaan ini harus diisi dengan segala bentuk amal sholeh, akhlak mulia, serta mendirikan sholat. Karen bentuk kemerdekaan adalah menegakkan sholat, menghambakan diri hanya kepada Allah SWT bukan menghamba kepada makhluk. Ketika seseorang sudah sempurna ketaatannya kepada Allah maka sempurna pula tugasnya Ketika diberikan Amanah di muka bumi” Tukasnya menegaskan. 

Terakhir beliau berpesan, jangan menjadi penghianat, berkhianat menggadaikan negara dan bangsa ini kepada pihak-pihak yang ingin menghancurkan negeri ini, Ustadz Akmal membandingkan bahwa orang – orang terdahulu telah mengorbankan harta, benda, dan jiwa untuk memerdekakan negeri ini dari penjajah, maka sebagai siswa sudah seharusnya kita mengisi kemerdekaan ini dengan pikiran serta ilmu yang bermanfaat, sehingga dengan ilmu yang dimiliki ini kita sumbangkan untuk memajukan negeri dan bangsa ini dimasa mendatang. Tukasnya saat menutup amanat upacara.

Setelah upacara, acara dilanjutkan dengan karnaval yang diikuti oleh seluruh siswa dari berbagai kelas. Karnaval tersebut menampilkan berbagai kostum unik dan kreatif bertema kemerdekaan, pakaian adat dari berbagai daerah, penampilan kostum budaya, serta pahlawan nasional. Para siswa berjalan mengelilingi area sekolah, kemudian diarahkan keluar lokasi dengan rute jarak dekat sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan meneriakkan yel-yel kemerdekaan.

Selain itu, berbagai lomba juga diadakan seperti barisan pawai paling rapi, paling kreatif, paling unik, kemudian ada display kelas, guru bersama para siswa di kelas bahu membahu menghias kelas dengan nuansa merah putih, sesuai dengan tema kemerdekaan, disamping itu juga ada lomba gambar bercerita dan kolase, kegiatan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan semangat gotong royong di antara para siswa.

Perayaan HUT RI di SDIT Adzkia 1 Padang ditutup dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba dan sesi foto bersama. Acara ini menjadi momen berharga bagi seluruh warga sekolah untuk memperingati jasa para pahlawan serta menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air.

Laporan : Humas SDIT Adzkia 1

41 Anak muda Selangor Malaysia Berkunjung ke Adzkia

Dalam perkenalannya Qatrun Nada binti Mohammed HassanuddinMushrif, Bahagian Luar Negara menyampaikan bahwa Muassis Reseourses adalah sebuah perkumpulan muslim-muslimah dalam dan luar Negara yang bergerak dalam bidang pendidikan. Kami datang ke Adzkia adalah dalam rangka belajar dan mendengan langsung cerita tentang Adzkia. Selama ini kami hanya mendengar dari orang-orang tentang kesuksesan Adzkia dalam mengurusi pendidikan mulai dari Tadika sampai University, tutur Nada. Dalam pertemuan tersebut, Nada mengungkapkan terima kasih dan Takjub dengan sambutan hangat Adzkia kepada kami, kami tak menyangka seperti ini. Semoga Allah selalu memberkahi perjuangan Adzkia, pungkas Nada.

Sementara itu Ketua Yayasan Adzkia Sumatera Barat yang diwakili oleh Direktur PSDM dan Sosial Adzkia, Akmal Syafar mengungkap, Adzkia sangat senang dengan kehadirannya para akhwat yang menjadikan Adzkia sebagai tempat bersilaturrahim dan belajar.
Salah satu tujuan Adzkia didirikan adalah dalam upaya menyebarkan nilai-nilai Islam, ungkap Akmal Syafar. Semoga silaturrahim kita hari ini mendatangkan keberkahan dalam pembentukan generasi yang sesuai dengan tujuan Allah menciptakan kita.
Pada kegiatan tersebut juga hadir Direktur Pendidikan dan Penjaminan Mutu Adzkia, Afrida Yenti, Korsan Akademik Dikdasmen dan Korsan Humas Yayasan Adzkia Sumatera Barat.

Kegiatan berlangsung dua jam dan berjalan dengan lancar. Kegiatan berupa pemaparan tentang Adzkia dalam mendidik siswa dan mahasiawa, dilanjutkan dengan diskusi dan akhiri dengan penyerahan kenang-kenangan. Pada kesempatan kunjungan, rombongan Muassi resekuses sempat mengunjungi lokasi-lokasi Adzkia seperti, Adzkia Bird Park, Jembatan Adzkia, Kolam Ikan, Adzkia Swimming Pool, Adzkia Convention Center, dan lokasi-lokasi sekolah yang Adzkia yang ada di Wilayah Kuranji.

Pentingnya Penerapan Nilai-Nilai Islam dalam kegiatan Pramuka

Pramuka tidak hanya bernyanyi dan bertepuk tangan
RONIKA PUTRA - Koordinator Humas Adzkia Sumatera Barat. 

Bisa dikatakan semua sekolah melakukan kegiatan kepramukaan, bahkan ada beberapa sekolah menjadi kegiatan wajib, bahkan masuk dalam mata pelajaran yang dilaksankaan setiap pekannya atau masuk pada mata kuliah yang harus diikuti oleh mahasiswa pada program studi tertentu. Kegiatan kepramukaan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter, pengembangan keterampilan sosial, dan peningkatan kesadaran lingkungan serta tanggung jawab sosial bagi peserta didik. Disamping nilai-nilai karakter yang diterapkan di sekolah, ada yang lebih urgen lagi yaitu integrasi nilai-nilai keislaman dalam pembelajaran pramuka. Integrasi nilai-nilai Islam dalam kegiatan pramuka berarti menggabungkan prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran Islam ke dalam aktivitas dan program kepramukaan. Integrasi nilai-nilai yang dimaksud di sini adalah merupakan penerapan nilai-nilai Islam dalam segala aspek kegiatan pramuka, mulai dari perilaku sehari-hari hingga cara berinteraksi dengan sesama anggota pramuka dan masyarakat. 

Tujuan dari integrasi ini adalah untuk memperkuat karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Islam serta membentuk generasi muda yang tidak hanya cakap dan mandiri, tetapi juga memiliki kepribadian yang berlandaskan iman dan taqwa. Integrasi nilai-nilai Islam dalam pramuka bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik yang tidak hanya berprestasi dalam kegiatan pramuka, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan keimanan yang kuat. Dengan demikian, peserta didik diharapkan mampu menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam, serta menjadi individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.

Kegiatan kepramukaan di sekolah bukan hanya tentang kegiatan luar ruangan atau petualangan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan pengembangan keterampilan yang sangat penting bagi perkembangan siswa secara menyeluruh. Dengan mengintegrasikan nilia-nilai keislaman pada kegiatan kepramukaan dalam kurikulum sekolah, sekolah mampu membantu mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang seimbang, bertanggung jawab, dan siap menghadapi masa depan dengan keterampilan dan sikap yang positif. Untuk mewujudkanpeserta didik yang memiliki keseimbangan dari aspek kognitif, psiokomotor dan afektif, afektif disini yang dimaksud adalah sikap dalam mengimplementasikan nilai-nilai sesuai dengan ajaran Islam.

Ada beberapa nilai-nilai yang harus ditertapkan dalam kegiatan kepramukaan yaitu:

Pertama: Akhlak mulia: Nilai-nilai keislaman seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kedisiplinan membantu pembentukan karakter moral yang kuat. Islam mengajarkan pengikutnya untuk menjadi orang-orang yang berakhlak mulia, bahkan Rasulullah pun di utus ke bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Maka seluruh rangkaian  kegiatan kepramukaan di sekolah harus mengacu kepada pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia serta mencegah dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji. 

Kedua: Kesadaran spiritual, melalui kegiatan pramuka yang diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman, peserta didik dapat mengembangkan kesadaran spiritual dan hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Ketika kesadaran spritualnya sudah terbentuk maka mereka akan mudah dalam menjalankan ibadah kepada Allah karena kegiatan pramuka dapat mencakup waktu dan ruang untuk beribadah, seperti shalat berjamaah, yang memperkuat praktik keagamaan peserta.

Ketiga: Melatih kedisiplinan dan ketaatan
Mengintegrasikan kegiatan-kegiatan  keagamaan seperti shalat, membaca Quran dalam jadwal pramuka adalah salah satu langkah dalam mengajarkan kedisiplinan dan ketaatan pada aturan agama bagi peserta didik. Dalam kegiatan pramuka peserta didik dilatih hidup disiplin, seperti bangun subuh untuk shalat dan mengatur waktu dengan baik sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Aktivitas yang membutuhkan disiplin tinggi dapat diperkuat dengan menjalankan ajaran Islam secara disiplin. 

Keempat: Pendidikan yang holistik
Program kepramukaan tidak hanya berfokus pada satu sisi saja, tetapi mencakup pengembangan fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual. Dipramuka peserta didik  dilatih dengan berbagai kegiatan mulai dari  wawasan kepramukaan baik sejarah maupun sandi-sandi dalam pramuka, keterampilan dalam talitemali, semaphore, baris berbaris, seni serta kemampuan fisik lainnya seperti hiking, susur  sungai, arung jeram dan kegiatan fisik lainnnya. Melalui pendekatan ini, pramuka membantu membentuk karakter yang kuat, keterampilan yang beragam, dan kesadaran sosial serta lingkungan yang tinggi. Pendidikan holistik dalam pramuka mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat, menjadikan mereka individu yang seimbang, berintegritas, dan berperan aktif dalam komunitas mereka.

Kelima: Penguatan nilai kebangsaan dan keislaman
Nilai-nilai keislaman yang diterapkan dalam pramuka mendukung cinta tanah air, rasa hormat terhadap budaya, dan semangat gotong royong. Dalam kegiatan pramuka peserta pramuka diajarkan untuk memiliki nilai patriotism, sesuai dengan dasa darma yang ke tiga yaitu patriot yang sopan dan kesatrian. Dipramuka diajarkan nilai-nilai toleransi, mengahrgai perberadaan dalam kelompk, dan menjaga kerukunan serta bermanfaat bagi masyarakat, dalam pramuka ada kegiatan yang disebut bakti sosial atau bakti masyarakat.

Semoga nilai-nilai yang penulis uraikan di atas dapat diterapkan di gugus depan atau sekolah maupun di kampus agar peserta didik berkembang sesuai dengan fitrahnya dengan adanya program kegiatan dan didampingi oleh pembina dan pelatih yang memahami secara utuh tujuan kegiatan kepramukaan diadakan. Pembina dan pelatih adalah kunci utama dalam suksesnya kegiatan pramuka di gugus depan. Pembina dan pelatih adalah figur pemimpin yang akan ditiru oleh peserta didiknya baik dalam berucap dan bertindak, mereka harus mampu menjadi telada. Mari pegang teguh trisatya dan dasa darma yang telah diucapkan oleh anggota pramuka.

Kemah Wilayah SIT Sumbar

Kontingen Adzkia Bertolak ke Sawahlunto

Padang,  Kontingen Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Islam Terpadu ( SMPIT) Adzkia Padang resmi bertolak menuju Sawahlunto untuk mengikuti Kemah Wilayah Sekolah Islam Terpadu (SIT) Sumatera Barat. Acara yang akan berlangsung selama empat hari ini diharapkan dapat menjadi ajang pembinaan karakter dan pengembangan keterampilan bagi para siswa.

Kegiatan kemah ini diikuti oleh berbagai sekolah Islam Terpadu se-Sumatera Barat dengan tujuan mempererat silaturahmi antar sekolah serta membina generasi muda yang berakhlak mulia dan berprestasi. Adapun dari Adzkia mengutus 8 regu dari empat unit sekolah yang berjumlah 80 orang. Para peserta akan mengikuti berbagai kegiatan seperti lomba keterampilan, pengetahuan umum, dan keagamaan.

Ketua Yayasan, Bapak Drs. Muhardanus Datuak Sampono Kayo, mengungkapkan rasa bangganya atas partisipasi sekolah dalam acara ini. "Kami berharap para siswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dan berinteraksi dengan teman-teman dari sekolah lain, serta mengasah kemampuan mereka dalam berbagai bidang," ujarnya.

"Tetap semangat, jaga kekompakan, berikan yang terbaik untuk mengharumkan nama lembaga kita" Pungkas Pak Datuak. 

Perjalanan menuju Sawahlunto dimulai dengan doa bersama di lapangan sekolah, dilepas oleh ketua yayasan, para guru, orang tua, dan siswa. Suasana penuh semangat dan antusiasme terlihat dari raut wajah para peserta yang siap mengikuti kegiatan kemah ini.

Kemah Wilayah SIT Sumatera Barat diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam membangun karakter, meningkatkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai kebersamaan bagi para siswa. Para peserta akan kembali ke sekolah dengan pengalaman berharga dan semangat baru untuk meraih prestasi lebih tinggi.

Laporan : Humas SDIT Adzkia 1 Padang

Galeri Kegiatan

MILAD ADZKIA 31

30 Maret 2019

Haflatul Quran

02 Februari 2019

Manasik Haji Gabungan

08 September 2018

Qurban 1439 H

24 Agustus 2018